Sabtu, 07 September 2019

Cerita pendek ( Si Cantik dan Si Tangguh) by Sweet Vanilla Banana.


“Si Cantik & Si Tangguh”


Malam itu cukup redup, tidak banyak bintang yang berhamburan dilangit. Mungkin mereka sedang mewakili perasaan seseorang dimalam itu, maksudku para bintang yang bersembunyi dibalik lapisan langit yang membuat redupnya malam menjadi semakin sunyi. Alam bersikukuh menggambarkan jelas suasana hati gadis belia yang kini tengah termenung duduk berpangku dagu dibalik jendela kamarnya. Seisi ruangan hampa, hanya ada gema dari isak tangis yang tak kunjung berhenti juga sejak dua jam lalu. Seseorang masuk mengetuk pintu lalu mendorongnya perlahan....
****
.. Sebut saja dia Tasya, gadis bermata coklat , rambut ikal bergelombang , berwajah mungil serta bertubuh ramping . Tasya adalah murid pindahan yang kini naik ke kelas tiga. Pekerjaan kedua orang tuanya yang mengharuskannya terbiasa dengan hal hal semacam ini. Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah menengah atas, berbagai macam perasaan bergejolak dalam dirinya. Matanya menelusuri sekitar, berharap ada setidaknya satu sosok yang dikenalnya. Ketika Tasya hendak melangkah berjalan menuju kelas barunya, tiba tiba saja seseorang menghampirinya secara tergesa gesa....
“Misi.. misi.... permisi, awasss” Tepat segelas jus strawberry lepas dari genggaman seseorang  dan kini baju seragam Tasya berubah rupa seperti bendera Jepang.
“Jalan pake mata dong” Emosi tasya meluap seketika mendapati seragamnya sekolahnya sudah basah tersiram jus strawberry.
“Eh dimana mana jalan tuh pake kaki, Stupid girl!” Nada bicara gadis yang sebaya dengan Tasya ini tidak kalah tinggi dengan nada suara Tasya.
“Ga beres emang otak lo” Tasya berlalu begitu saja meninggalkan gadis sebayanya yang kini tengah berdiri mematung sambil menganga tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
****
Suasana kelas riuh seperti biasanya, seorang gadis berambut hitam legam, berkacamata lengkap dengan beberapa buku di lengannya tengah berlari lari kecil sambil sibuk menelusuri mencari cari kelas barunya.
Seorang anak lain berteriak memanggilnya dari kejauhan ..
“Nanas, woi... sini” Teriak seseorang dari ambang pintu kelas sambil melambaikan tangannya. Gadis itu berlalu memutar arah lalu menghampiri sumber suara.
Seperti pada tahun tahun sebelumnya dan sebelumnya dan sebelumnya Nasya selalu menjadi pusat perhatian dimanapun dirinya berada. Bagaimana tidak selain pintar gadis yang satu ini selalu menjadi bintang kelas serta selalu dapat diandalkan untuk menjadi ketua kelas karena sikapnya yang tegas. Walaupun rupanya perempuan, Nasya sedari kecil sudah diajarkan untuk tidak menunjukkan sikap lemah hanya karena dirinya adalah wanita.
****
             Bu Evi berjalan memasuki kelas bersama dengan seorang siswi pindahan untuk diperkenalkan kepada para siswa kelas A.
“Halo teman teman, perkenalkan nama saya Tasya Paramita. Saya baru saja pindah ke Jakarta dua minggu lalu. Semoga kita semua bisa berteman baik”
“Eh nas, cantik tuh murid baru, hati hati cowo lo nanti klepek klepek lagi sama dia” Ucap seorang anak laki laki yang duduk bersebelahan dengan Nasya.
Mata Nasya terbelalak karena terkejut dengan sosok murid baru yang kini tengah berdiri di depan kelas karena gadis tersebut tidak lain adalah gadis yang membuatnya jengkel pagi tadi. Nasya memang selalu merasa dengki ketika menemui orang lain yang bersikap tidak sopan pada dirinya ditambah lagi lebih cantik darinya secara tampilan luar. Seperti sebuah ancaman besar baginya, terlebih dirinya mempunyai seorang pacar ketua OSIS yang super populer karena ketampanannya yang tersohor satu sekolah.
“Sekarang ibu akan bagi kelompok secara acak untuk praktik hari ini dan juga seterusnya” Sampailah pada penyebutan nama Tasya dan Nasya tergabung dalam satu kelompok praktikum yang membuat keduanya semakin geram satu sama lain. Tidak ada permintaan maaf yang keluar dari mulut masing masing. Keduanya hanya bertatap uka dan berbicara seperlunya.
****
Kantin sekolah cukup memadai untuk menampung siswa sisiwi satu sekolah yang berhamburan disetiap sisi sudut meja dan kursi yang tersedia begitu juga konsumsi yang tersedia beraneka ragam, sudah siap melayang cacing cacing perut yang sudah berdemo sejak pagi hari tadi termasuk Tasya yang kini tengah kebingungan memilih menu makan siangnya.
“Murid baru ya? Kenalin gue Andra, gue Ketua OSIS. Jadi sebagai Ketos yang baik, mari saya rekomendasikan bebrapa menu andalah kantin seruni hari ini” sapa seseorang yang tengah mencoba mendekatkan diri pada Tasya. Tasya hanya tersenyum sambil menyambut jabat tangan Andra yang tengah tersenyum kearahnya. Siapa yang akan membiarkan gadis secantik Tasya makan sendirian dikantin sekolah, apalagi Andra si ketua OSIS yang dikenal selalu berhasil membuat wanita menjadi tawanan termasuk menjadikan Nasya si perempuan tangguh itu untuk jadi pacarnya.
Percakapan diantara keduanya melebur begitu saja, dalam beberapa menit keduanya terlihat sudah sangat akrab seperti sudah saling mengenal lama.
*****
             Acara Peringatan Ulang tahun SMA Seruni telah tiba. Prom night sudah menjadi daftar acara rutin pada setiap tahunnya. Malam ini Nasya sudah siap dengan baju gaun andalannya dan berpenampilan seadanya berbekal tutorial makeup yang sudah dipelajarinya lewat Youtube. Berbeda halnya dengan Tasya, yang sudah siap dengan  gaun favoritenya, memoles diri bukanlah hal sulit bagi Tasya karena Makeup adalah salah satu kegemarannya, bak Kendal Jenner versi lokal, lengkap dengan sepatu heelsnya serta tatanan rambut ikalnya yang dibiarkan terurai natural membuat dirinya menjadi pusat perhatian seisi gedung.
Keduanya datang pada saat yang bersamaan, perbedaan yang begitu mencolok sangat terlihat secara signifikan ketika mereka disejajarkan duduk bersama dalam satu barisan. Dari kejauhan Andra sudah berdiri tersenyum sambil melambaikan tangan lalu berjalan menghampiri Tasya yang membuat bola mata Nasya hampir saja keluar. Andra berjalan seolah tidak melihat keberadaan Nasya. Gelak tawa terdengar jelas dari berbagai sudut ruang, seluruh pandang mata tertuju pada penampilan  Nasya yang lebih mirip sebagai Penyihir dibanding seorang gadis remaja yang menghadiri acara prom. Belum pernah Nasya dipermalukan sampai seperti itu dimuka umum seumur hidupnya. Tidak ada staupun kawannya yang menyadari bahwa Nasya diam diam menangis sambil berlari kearah luar bertujuan untuk kembali kerumah.
             Acara Prom berjalan sesuai dengan susunan acara, Tasya sibuk bercengkrama dengan Andra yang semakin hari semakin menempel padanya. Tasya sudah paham bahwa Andra memang memiliki maksud lain padanya semenjak kali pertama mereka bertemu di kantin. Sebuah ponsel berwarna hitam berbunyi, tertera sebuah panggilan dari  “Mama” lalu mati setelahnya. Tasya terkejut bukan main ketika melihat wallpaper dari ponsel itu foto Nasya dan Andra tengah bersama. Jelas inilah mengapa alasan Nasya pergi meninggalankan acara sebelum dimulai. Tasya mencoba menelpon kembali nama “mama” yang tertera diriwayat panggilan terakhir. Ternyata memang benar Nasya sudha berada dirumah dari beberapa jam lalu dan mamanya khawatir karena Nasya pulang tanpa membawa ponsel serta pulang dengan wajah sembab.  Tasya kini tengah berdiri sambil beberapa kali menekan bel rumah berharap ada yang segera keluar dari balik besi pagar putih setinggi hidungnya itu. Seorang wanita setengah baya keluar membukakan pintu dan mempersilahkan Tasya masuk dan menuntunnya masuk ke kamar Nasya. Dirinya tengah melamun berpangku dagu di depan jendela kamarnya lengkap dengan makeup yang belum dihapus yang kini sudah bercampur lebur dengan air matanya.
“Hal..o nas, ini hp lo ketinggalan tadi” sapa Tasya kikuk dan hanya memandangi Nasya dari balik punggungnya. Tidak ada jawaban dari Nasya , namun Tasya tetap melanjutkan kata katanya .
“Sebenernya gue hari ini mau minta maaf nas, soal pekan lalu dan malam ini, gue gatau kalo ternyata Andra itu.... pacar lo nas, hp lo gue simpen meja ya , gue pamit”
Nasya perlahan mengusap air matanya sambil mencari sumber suaranya, seketika Tasya terkejut karena wajah Nasya sudah persis mirip hantu Insidius yang jatuh ketimpa tangga. Sesaat gelak tawa memecah keheningan keduanya, permintaan maaf saling terlontar drai mulut masing masing.
“Jangan ketawa, gue mau bilang makasih” ucap Nasya masih dengan wajah sembabnya.
“Untuk bagian gue deket sama Andra? Atau kembaliin hp?” Balas Tasya sambil tersenyum kebingungan.
“Everything. Lo nyadarin gue kalo Andra ya ga sebaik yang gue fikirin selama ini, dan juga temen temen gue ada disekeliling gue Cuma mau kecipratan popularitas aja , ga lebih. Dan lo disini ko bisa ?” Nasya keheranan.
“Mama lo kasih alamat, jadi yaaa, gue rasa gue perlu sedikit menghibur cewe super tangguh yang baru aja patah hati di malam prom night “ Jawab Tasya enteng membuat Nasya berhasil melemparkan bantal kearah wajahnya.
“sial” kata Nasya yang membuat keduanya tenggelam dalam canda tawa.


.....
SELESAI.

Tidak ada komentar: