“Si Cantik & Si Tangguh”
Malam
itu cukup redup, tidak banyak bintang yang berhamburan dilangit. Mungkin mereka
sedang mewakili perasaan seseorang dimalam itu, maksudku para bintang yang
bersembunyi dibalik lapisan langit yang membuat redupnya malam menjadi semakin
sunyi. Alam bersikukuh menggambarkan jelas suasana hati gadis belia yang kini
tengah termenung duduk berpangku dagu dibalik jendela kamarnya. Seisi ruangan
hampa, hanya ada gema dari isak tangis yang tak kunjung berhenti juga sejak dua
jam lalu. Seseorang masuk mengetuk pintu lalu mendorongnya perlahan....
****
..
Sebut saja dia Tasya, gadis bermata coklat , rambut ikal bergelombang ,
berwajah mungil serta bertubuh ramping . Tasya adalah murid pindahan yang kini
naik ke kelas tiga. Pekerjaan kedua orang tuanya yang mengharuskannya terbiasa
dengan hal hal semacam ini. Hari ini adalah hari pertamanya masuk ke sekolah
menengah atas, berbagai macam perasaan bergejolak dalam dirinya. Matanya
menelusuri sekitar, berharap ada setidaknya satu sosok yang dikenalnya. Ketika
Tasya hendak melangkah berjalan menuju kelas barunya, tiba tiba saja seseorang menghampirinya
secara tergesa gesa....
“Misi.. misi.... permisi, awasss” Tepat segelas jus
strawberry lepas dari genggaman seseorang
dan kini baju seragam Tasya berubah rupa seperti bendera Jepang.
“Jalan pake mata dong” Emosi tasya meluap seketika
mendapati seragamnya sekolahnya sudah basah tersiram jus strawberry.
“Eh dimana mana jalan tuh pake kaki, Stupid girl!”
Nada bicara gadis yang sebaya dengan Tasya ini tidak kalah tinggi dengan nada
suara Tasya.
“Ga beres emang otak lo” Tasya berlalu begitu saja
meninggalkan gadis sebayanya yang kini tengah berdiri mematung sambil menganga
tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
****
Suasana kelas riuh seperti biasanya, seorang gadis
berambut hitam legam, berkacamata lengkap dengan beberapa buku di lengannya
tengah berlari lari kecil sambil sibuk menelusuri mencari cari kelas barunya.
Seorang anak lain berteriak memanggilnya dari kejauhan
..
“Nanas, woi... sini” Teriak seseorang dari ambang
pintu kelas sambil melambaikan tangannya. Gadis itu berlalu memutar arah lalu
menghampiri sumber suara.
Seperti
pada tahun tahun sebelumnya dan sebelumnya dan sebelumnya Nasya selalu menjadi
pusat perhatian dimanapun dirinya berada. Bagaimana tidak selain pintar gadis
yang satu ini selalu menjadi bintang kelas serta selalu dapat diandalkan untuk
menjadi ketua kelas karena sikapnya yang tegas. Walaupun rupanya perempuan,
Nasya sedari kecil sudah diajarkan untuk tidak menunjukkan sikap lemah hanya karena
dirinya adalah wanita.
****
Bu Evi berjalan memasuki kelas bersama
dengan seorang siswi pindahan untuk diperkenalkan kepada para siswa kelas A.
“Halo teman
teman, perkenalkan nama saya Tasya Paramita. Saya baru saja pindah ke Jakarta
dua minggu lalu. Semoga kita semua bisa berteman baik”
“Eh nas, cantik
tuh murid baru, hati hati cowo lo nanti klepek klepek lagi sama dia” Ucap
seorang anak laki laki yang duduk bersebelahan dengan Nasya.
Mata
Nasya terbelalak karena terkejut dengan sosok murid baru yang kini tengah
berdiri di depan kelas karena gadis tersebut tidak lain adalah gadis yang
membuatnya jengkel pagi tadi. Nasya memang selalu merasa dengki ketika menemui
orang lain yang bersikap tidak sopan pada dirinya ditambah lagi lebih cantik
darinya secara tampilan luar. Seperti sebuah ancaman besar baginya, terlebih
dirinya mempunyai seorang pacar ketua OSIS yang super populer karena
ketampanannya yang tersohor satu sekolah.
“Sekarang ibu
akan bagi kelompok secara acak untuk praktik hari ini dan juga seterusnya”
Sampailah pada penyebutan nama Tasya dan Nasya tergabung dalam satu kelompok
praktikum yang membuat keduanya semakin geram satu sama lain. Tidak ada
permintaan maaf yang keluar dari mulut masing masing. Keduanya hanya bertatap
uka dan berbicara seperlunya.
****
Kantin
sekolah cukup memadai untuk menampung siswa sisiwi satu sekolah yang
berhamburan disetiap sisi sudut meja dan kursi yang tersedia begitu juga
konsumsi yang tersedia beraneka ragam, sudah siap melayang cacing cacing perut
yang sudah berdemo sejak pagi hari tadi termasuk Tasya yang kini tengah
kebingungan memilih menu makan siangnya.
“Murid baru ya?
Kenalin gue Andra, gue Ketua OSIS. Jadi sebagai Ketos yang baik, mari saya
rekomendasikan bebrapa menu andalah kantin seruni hari ini” sapa seseorang yang
tengah mencoba mendekatkan diri pada Tasya. Tasya hanya tersenyum sambil
menyambut jabat tangan Andra yang tengah tersenyum kearahnya. Siapa yang akan
membiarkan gadis secantik Tasya makan sendirian dikantin sekolah, apalagi Andra
si ketua OSIS yang dikenal selalu berhasil membuat wanita menjadi tawanan
termasuk menjadikan Nasya si perempuan tangguh itu untuk jadi pacarnya.
Percakapan
diantara keduanya melebur begitu saja, dalam beberapa menit keduanya terlihat
sudah sangat akrab seperti sudah saling mengenal lama.
*****
Acara Peringatan Ulang tahun SMA
Seruni telah tiba. Prom night sudah menjadi daftar acara rutin pada setiap
tahunnya. Malam ini Nasya sudah siap dengan baju gaun andalannya dan
berpenampilan seadanya berbekal tutorial makeup yang sudah dipelajarinya lewat
Youtube. Berbeda halnya dengan Tasya, yang sudah siap dengan gaun favoritenya, memoles diri bukanlah hal
sulit bagi Tasya karena Makeup adalah salah satu kegemarannya, bak Kendal
Jenner versi lokal, lengkap dengan sepatu heelsnya serta tatanan rambut ikalnya
yang dibiarkan terurai natural membuat dirinya menjadi pusat perhatian seisi
gedung.
Keduanya
datang pada saat yang bersamaan, perbedaan yang begitu mencolok sangat terlihat
secara signifikan ketika mereka disejajarkan duduk bersama dalam satu barisan.
Dari kejauhan Andra sudah berdiri tersenyum sambil melambaikan tangan lalu
berjalan menghampiri Tasya yang membuat bola mata Nasya hampir saja keluar.
Andra berjalan seolah tidak melihat keberadaan Nasya. Gelak tawa terdengar
jelas dari berbagai sudut ruang, seluruh pandang mata tertuju pada
penampilan Nasya yang lebih mirip
sebagai Penyihir dibanding seorang gadis remaja yang menghadiri acara prom.
Belum pernah Nasya dipermalukan sampai seperti itu dimuka umum seumur hidupnya.
Tidak ada staupun kawannya yang menyadari bahwa Nasya diam diam menangis sambil
berlari kearah luar bertujuan untuk kembali kerumah.
Acara Prom berjalan sesuai dengan
susunan acara, Tasya sibuk bercengkrama dengan Andra yang semakin hari semakin
menempel padanya. Tasya sudah paham bahwa Andra memang memiliki maksud lain
padanya semenjak kali pertama mereka bertemu di kantin. Sebuah ponsel berwarna
hitam berbunyi, tertera sebuah panggilan dari
“Mama” lalu mati setelahnya. Tasya terkejut bukan main ketika melihat
wallpaper dari ponsel itu foto Nasya dan Andra tengah bersama. Jelas inilah
mengapa alasan Nasya pergi meninggalankan acara sebelum dimulai. Tasya mencoba
menelpon kembali nama “mama” yang tertera diriwayat panggilan terakhir.
Ternyata memang benar Nasya sudha berada dirumah dari beberapa jam lalu dan
mamanya khawatir karena Nasya pulang tanpa membawa ponsel serta pulang dengan
wajah sembab. Tasya kini tengah berdiri
sambil beberapa kali menekan bel rumah berharap ada yang segera keluar dari balik
besi pagar putih setinggi hidungnya itu. Seorang wanita setengah baya keluar
membukakan pintu dan mempersilahkan Tasya masuk dan menuntunnya masuk ke kamar
Nasya. Dirinya tengah melamun berpangku dagu di depan jendela kamarnya lengkap
dengan makeup yang belum dihapus yang kini sudah bercampur lebur dengan air
matanya.
“Hal..o nas, ini
hp lo ketinggalan tadi” sapa Tasya kikuk dan hanya memandangi Nasya dari
balik punggungnya. Tidak ada jawaban dari Nasya , namun Tasya tetap melanjutkan
kata katanya .
“Sebenernya gue
hari ini mau minta maaf nas, soal pekan lalu dan malam ini, gue gatau kalo
ternyata Andra itu.... pacar lo nas, hp lo gue simpen meja ya , gue pamit”
Nasya
perlahan mengusap air matanya sambil mencari sumber suaranya, seketika Tasya terkejut
karena wajah Nasya sudah persis mirip hantu Insidius yang jatuh ketimpa tangga. Sesaat gelak tawa memecah keheningan
keduanya, permintaan maaf saling terlontar drai mulut masing masing.
“Jangan ketawa,
gue mau bilang makasih” ucap Nasya masih dengan wajah sembabnya.
“Untuk bagian
gue deket sama Andra? Atau kembaliin hp?” Balas Tasya sambil tersenyum
kebingungan.
“Everything. Lo
nyadarin gue kalo Andra ya ga sebaik yang gue fikirin selama ini, dan juga
temen temen gue ada disekeliling gue Cuma mau kecipratan popularitas aja , ga
lebih. Dan lo disini ko bisa ?” Nasya keheranan.
“Mama lo kasih
alamat, jadi yaaa, gue rasa gue perlu sedikit menghibur cewe super tangguh yang
baru aja patah hati di malam prom night “ Jawab Tasya enteng membuat Nasya
berhasil melemparkan bantal kearah wajahnya.
“sial” kata Nasya yang membuat keduanya tenggelam dalam canda tawa.
SELESAI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar